Kharisma Waktu



Waktu adalah uang.  Pedang tertajam di dunia.  Pembunuh paling jitu dan penyiksa paling sadis.


Beberapa hal di atas yang menjadi hemat saya mengenai waktu.  Waktu tidak akan pernah berhenti, meski kita melewatkan masa yang diberikan dengan sia-sia.  Bahkan di antara kita ada yang menyerah, tapi tetap saja waktu tidak berhenti.  “Andai aku bisa memutar waktu, pasti tidak akan aku lakukan hal yang sia-sia dalam hidup.” Hei siapa bilang waktu tidak bisa diulang?  Waktu bisa saja diulang tapi dengan syarat yang tidak mudah.  Satu, kamu harus bersedia untuk menghadapinya. Dua, kamu harus meningkatkan imajinasimu mengenai waktu, dan (tiga) ini sangat penting, karena kamu hanya bisa membalikan waktu dengan ini, apa itu?  Kamu harus ikut dalam serial anak-anak Doraemon, atau film layar lebar Men In Black, atau Source Code.


Pada dasarnya memang waktu tidak dapat dputar ulang.  Hanya orang-orang yang tidak berakal sehat saja yang ingin memutar waktu.  Lalu yang harus dilakukan pada waktu apa agar kita tidak disiksa bahkan dibunuh olehnya?  Melakukan hal yang berguna sebagai investasi hidup adalah al ynag paling bijak yang mesti dilakukan.


Sebelum lebih jauh mengenal waktu, kita harus memahami dulu bagaimana watu itu, siapa dia,  bagaimana bentuk dan rupanya?  Mari kita lihat bagaimana ciri-ciri waktu.  Tulisan ini adalah sebagian kesimpulan saja dari coretan-coretan saya ketika membaca karya penulis hebat Chin Ning Chu, The Secret of Succces.

  • Kenyataan bahwa waktu hanya hadir dalam diri kita.
  • Kenyataan waktu hadir dalam diri kita, tanpa kita ia hadir di segala tempat.
  • Waktu adalah anugerah Tuhan. Saat waktu kita habis, uang sebanyak apa pun tidak bisa membeli waktu tambahan.
  • Mekipun waktu terdiri dari waktu lalu dan waktu kini, dengan kemungkinan di waktu depan. Waktu hanya benar-benar ada saat “kini.”
  • Waktu adalah rangkaian “kini-kini” yang tak terbatas.
  • Masing-masing waktu, masing-masing “kini,” membawa benih kekekalan, serta masa lalu dan masa depan.
  • Cara kita menghabiskan “kini” menentukan nasib kita.
  • Waktu tidak ada oleh dirinya sendiri (exist by itself). Ia hanya ada dalam keabadian yang tanpa waktu (timelessness of enternity).
  • Ada dua jenis waktu, waktu terpecah-pecah dan waktu di liuar waktu.
  • Saat kita di waktu “kini,” kita berada dalam ketanpawaktuan :keabadian, waktu di luar waktu.
  • Perihal pengalaman seberapa panjangkah waktu memuai dan menyusut tergantung keadaan kesadaran kita. Lima menit bisa terasa selamanya, dan lima jam bisa terasa sangat sekejap.
  • Kita mengalami waktu hidup dan waktu sadar secara berbeda.
  • Persepsi déjà vu bukanlah gagasan fiktif. Ia merupakan pengalaman tentang kenyataan.
  • Segala hal yang terjadi pada diri kita telah terjadi.
  • Peta waktu ada dalam diri kita.
  • Waktu adalah guru terbaik.
  • Waktu adalah penyembuh terbaik. Ia menyembuhkan segala  sakit, segala hal pasti berlalu bersama waktu.
  • Waktu adalah penghancur terhebat.
  • Hanya bagi orang-orang yang mengerti nilai waktu, maka segala hal baik terjadi paad waktunya.
  • Gunakan waktu dengan hormat, dan waktu akan melimpahi anda.
  • Masa “kini” dapat mengubah hidup anda.
  • Waktu tidak berjalan seperti biasa (business as usual).
  • Waktu bisa disentuh dan dirasa.
  • Semakin sering berhubungan dengan waktu, semakin tenang dan terkendalilah diri saat merenangi samudra waktu yang berombak besar.
  • Waktu adalah Rahim penciptaan dan kuasa Tuhan yang menakjubkan.
  • Saat menjalani hidup dengan cara bereaksi terhadap kekacauan di luar, kita sepenuhnya terkendalikan waktu, dan waktu akan memangsa kita.
  • Saat menjalani hidup dengan ketenangan batin, waktu akan melindungi dan melayani.



Tugas kita sebenarnya hanya sederhana.  Pahamilah ciri-ciri waktu tersebut, maka kita akan tahu setiap detik dari waktu.  Ketika kita tidak tahu mengenai karakteristik waktu, maka kita akan terombang ambing di samudra berombak besar. Semoga bermanfaat.

Komentar